BAB
1
SISTEM
EKONOMI INDONESIA
1.2 Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
Teori sistem ekonomi adalah teori yang mencoba
menyelesaikan persoalan-persoalan ekonomi. Persoalam-persoalan ekonomi pada
hakikatnya adalah masalah transformasi atau pengolahan alat-alat/sumber
pemenuh/pemuas kebutuhan, yang berupa faktor-faktor peroduksi yaitu tenaga
kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan menjadi barang dan jasa.
Sistem ekonomi merupakan cabang ilmu politik yang
membahas persoalan pengambilan keputusan dalam tata susunan organisasi ekonomi
untuk menjawan persoalan-persoalan ekonomi untuk mewujudkan tujuan nasional
suatu negara.
Menurut Dumairy, sistem ekonomi adalah suatu sistem
yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seoerangkat
kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Dari dua pengertian tersebut maka
unsur-unsur atau elemen sistem ekonomi terdiri dari sumber-sumber atau faktor
produksi, motivasi dan perilaku pengambil keputusan proses pengambilan
keputusan dan lembaga-lembaga yang terdapat didalamnya.
Gregory Grossmandalam P. Rahardja dan M. Manulang
(2004) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sistem ekonomi
adalah: sekumpulan komponen atau unsur-unsur terdiri atas unit-unit dan
agen-agenekonomi serta lembaga-lembaga ekonomi yang bukan saja saling
berhubungan dan berinteraksi melainkan juga sampai tingkat tertentu saling
menopang dan mempengaruhi.
Dari beberapa pengertian diatas maka suatu sistem
ekonomi terdiri dari unsur-unsur manusia sebagai subyek yaitu sebagai pemain
dalam sistem, barang-barang ekonomi (sumber atau faktor produksi) sebagai
objek, perangkat kelembagaan yang mengatur atau saling mempengaruhi
serta memiliki fungsi koordinasi dalam proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan kegiatan ekonomi.
Perangkat kelembagaan meliputi lembaga-lembaga
ekonomi, cara kerja, mekanisme hubungan hukum, dan peraturan perekonomian serta
kaidah dan norma-norma lain, serta yang dipilih, diterima atau yang ditetapkan
masyarakat dalam tatanan kehidupan yang berlangsung. Jadi perangkat kelembagaan
ini termasuk kebiasaan, perilaku dan etika masyarakat, sepereti yang mereka
terapkan dalam berbagai aktifitas yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya
bagi pemenuhan kebutuhan.
Dumairy (1996) mengatakan bahwa suatu sistem
ekoknomi tidaklah berdiri sendiri tetapi berkaitan dengan falsafah, pandangan
dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak. Sistem ekonomi sebenaarnya
merupakan salah satu unsur saja dalam suatu supra sitem kehidupan masyarakat.
Sistem ekonomi merrupakan bagian dari kesatuan ideologi kehidupan masyarakat
disuatu negara. Untuk itu mengherankan bila dalam perjalanan atau penerapan
suatu sistem ekonomi tertentu pada suatu negara terjadi benturan, konflik atau
bahkan tantangan antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya. Pelaksanaan
sistem ekonomi tertentu akan berjalan mulus jika lingkungan kelembagaan
masyarakatnya mendukung.
Sebagai supra sistem kehidupan, sistem ekonomi
berkaitan erat dengan sistem ekonomi sosial lain yang berlangsung di dalam
masyarakat. Di dunia ini terddapat kecenderungan secara umum bahawa sistem
ekonomi di suatu negara “bergandengan tangan” dengan sistem politik di negara
yang bersangkutan, dimana idiologi ekonomi berjalan seiring dengan idiologi
politik.
Benang Merah Sistem Ekonomi dengan Sistem Politik
Kutub A
|
Konteks Pengutuban
|
Kutub Z
|
Liberalisme
(liberal)
|
Idioligi Politik
|
Komunisme
(komunis)
|
Demokrasi
(demokratis)
|
Rezim Pemerintahan
(cara pemerintah)
|
Otokrasi
(otoriter)
|
Egalitarianisme
(egaliter)
|
Penyelenggaraan Kenegaraan
|
Etatisme
(etatis)
|
Desentralisme
(desentralis)
|
Struktur Birokrasi
|
Sentralisme
(sentralistis)
|
Kapitalisme
(kapitalis)
|
Idiologi Ekonomi
|
Sosialisme
(sosialis)
|
Mekanisme Pasar
|
Pengelolaan Ekonomi
|
Perencanaan Terpusat
|
Pada
negara-negara yang beridiologi politik liberalisme dengan rezim pemerintahan
yang demokratis, pada umumnya menganut idiologi ekonomi kapitalisme dengn
pengendalian ekonomi yang berlandaskan pada mekanisme pasar. Di negara-negara
ini penyelenggaraan kenegaraannya bersifat egaliter dan struktur birokrasinya
desentralis. Sedangkan negara-negara yang beridiologi politik komunisme denga
rezim pemerintahan yang otoriter, idiologi ekonominya cenderung
sosialisme, dengan pengelolaan perekonomian berdasarkan perencanaan terpusat.
Di negara-negara ini penyelenggaraan kenegaraannya cenderung berssifat etatis
dengan sturktur birokrasi yang sentralis.
Pengkutupan
sistem ekonomi dan sistem politik serta unsur-unsur benang merah yang
menghubungkan seperti pada tabel diatas mungkin tidak sepenuhnya berlaku, namun
terdapat kecenderungan umum seperti itu. Pada umumnya negara-negara yang sistem
politiknya tergolog di kutub A, sistem ekonominya juga tergolong di kutub yang
sama. Pada ekstrem lain negara-negara yang sistem politknya terdaftar di kutub
Z, sistem ekonominya juga terdapat di kutub serupa.
Sistem
ekonomi suatu negara dikatakan bersifat, khas sehingga dibedakan dari sistem
ekonomi yang berlaku atau diterapkan di negara lain, berdasarkan bebarapa sudut
tinjauan seperti:
1.
Sistem pemilikan sumber daya atau
faktor-faktor produksi
2.
Keleluasana masyarakat untuk saling berkompetensi
satu sama lain dan untuk menerima imbalan atas prestasi kerjanya
3.
Kadar peranan pemerintah dalam mengatur,
mengarahkan dan merencanakan kehidupan bisnis dn perekonomian pada umumnya
Dilihat
dari beberapa sudut tinjauan dan pengertian-pengertian tersebut maka yang
membedakan antara sistem ekonomi suatu negara dan sistem ekonomi negara lain
menurut Gray dalam Sumodiningrat (1999) adalah faktor-faktor meta ekonomis,
seperti pandangan hidup suatu bangsa, nilai-nilai yang dujunjung tinggi,
kebudayaan suatu bangsa atau masyarakat. Dengan demikian sistem ekonomi
mencakup keseluruhan prose dan kegiatan masyarakat dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya, untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.
Referensi: http://fisipunc.blogspot.com/2013/03/sistem-ekonomi.html
Referensi: http://fisipunc.blogspot.com/2013/03/sistem-ekonomi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar